B. Indonesia

Pertanyaan

Bagaimana pola pengembangan teks biografi

2 Jawaban

  • pembahasan:
    BJ HABIBIE
    aspek:
    1) alur cerita (beralur maju)
    Cerita diawali dengan identitas diri dan keluarganya, lalu perjalanan pendidikannya, terutama pendidikannya di luar negeri. Di bagian pendidikan banyak diulas bagaimana suka dukanya Habibie menyelesaikan pendidikan di luar negeri dengan biaya minim. Cerita dilanjutkan dengan karier Habibie sebagai teknokrat hingga politikus (sampai menjadi Presiden RI), lalu diakhiri dengan kehidupannya saat ini sepeninggal istrinya, Ainun Habibie.

    2) sudut pandang : orang ketiga yang serba tahu

    3) gaya penulisan : deskriptif naratif

    4) fokus penceritaan : keberhasilan karier

    GEORGE SAA

    aspek:
    1) alur cerita (semuanya beralur maju)
    cerita diawali dengan identitas diri dan keluargnya, lalu perjalanan pendidikannya, terutama pendidikannya di tingkat menengah. Di bagian pendiidkan banyak diulas tentang suka dukanya selama sekolah. cerita dilanjutkan dengan perjalanannya mencapai prestasi-prestasinya dan kelanjutan pendidikan George Saa yang diakhiri dengan karier George Saa di perusahaan internasional di bidang migas

    2) sudut pandang : orang ketiga yang serba tahu

    3) gaya penulisan : deksripsi nararatif dikombinasikan dengan dialog

    4) fokus penceritaan : keberhasilannya dalam prestasi di bidang fisika


    aspek:
    1) alur cerita (beralur maju)
    cerita diawali dengan identitas diri dan keluarganya, serta pendidikannya. Lalu perjalanan pengalaman kerjanya sebagai layouter dan ilustrator yang banyak mengulas tentang suka dukanya dalam bekerja. cerita diakhiri dengan penolakan Ardian Syaf ke Afrika Selatan dan ia memilih membuat komik lokal.

    2) sudut pandang : orang ketiga yang serba tahu

    3) gaya penulisan : deskripsi naratif dikombinasikan dengan dialog

    4) fokus penceritaan : usahanya dalam bekerja


    semoga membantu :)
  • Pola definisi
    Definisi selalu terdiri atas dua bagian. Bagian pertama yang didefinikasikan atau
    yang dibatasi (difeniendum) dan bagian kedua yang mendefinisikan atau bagian yang
    memberi batasan (definiens). Menurut sifat dan strukturnya, definisi dibedakan menjadi
    (1) definisi nominal; (2) definisi logis atau definisi formal, dan (3) definisi luas (Keraf, 1982).
    a. Definisi nominal umumnya digunakan dalam kamus. Dalam definisi nominal, suatu kata
        dibatasi dengan menunjukkan sinonimnya, padanannya, terjemahannya, atau asal usulnya, misalny
    Etika adalah sopan santun dalam pergaulan. Cocos nucifera linn populer dengan nama kelap Folklor berasal dari kata folk dan lore. Folk berarti sekelompok orang memiliki ciri fisik, sosial, dan budaya yang membedakannya dengan kelompok lain. Kata lore berarti sebagian budaya yang diwariskan turun temurun secara lisan atau melalui contoh.

    b. Definisi formal merupakan pernyataan yang definiendum dan definiensnya sama bobotnya, sama nilainya. Pada definiensnya terdapat atasan (hipernim) dan pembeda dengan bawahan lain. Kedua ruas pada definisi formal seperti di atas pada dasarnya dapat dipertukarkan tempatnya tanpa menimbulkan perubahan pengertian, misalnyaManusia adalah makhluk hidup yang berakal berbudi

    c. Definisi luas disusun secara fleksibel dan informal. Pola ini umumnya digunakan untuk menjelaskan konsep rumit yang tidak bisa dijelaskan dengan sebuah kalimat. Oleh karena itu, panjang pendeknya definisi luas beragam, bisa satu paragraf, satu bab, bahkan mungkin satu karangan utuh, misalnya Flamboyan termasuk keluarga polong-polongan. Bunganya seperti kupu-kupu, berwarna merah menyala, jingga, atau putih. Pohonnya tinggi, bercabang banyak dan lebar. Ranting-rantingnya penuh daun berkarang yang rimbun. Pada musim berbunga, semua daunnya rontok, yang tinggal hanyalah bunga yang indah. Umumnya flamboyan ditanam di tepi jalan sebagai peneduh dan penghias lingkungan.

    d. Di samping ketiga definisi di atas, terdapat (1) definisi operasional, (2) definisi sinonim/ antonim, (3) definisi negatif, (4) definisi etimologis, (5) definisi terjemahan, dan lainlain.

    3. Pola analogi
    Pola analogi umumnya digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang belum dikenal dengan membandingkannya dengan sesuatu yang sudah dikenal, misalnya Hidup manusia bagai mengarungi lautan. Kapal tidak dapat berlayar lancar kalau ada topan, badai, dan batu karang. Dalam kehidupan demikian juga. Onak dalam duri bisa jadi kendala. Kepiawaian jurumudi sangat diperlukan jika ingin sampai di tepian. Begitu pula dengan kehidupan.
     
    4. Pola klasifikasi
    Dalam mengembangkan gagasan, kadangkala penulis mengelompokkan hal-hal yang memiliki persamaan. Pengelompokan ini biasanya dirinci lebih lanjut ke dalam kelompok yang lebih kecil, misalnya Indonesia mempunyai banyak sumber energi. Ada sumber energi yang dapat habis dan ada yang tidak akan habis. Termasuk sumber energi yang dapat habis adalah minyak bumi, batu bara, dan uranium. Adapun sumber energi yang tidak akan habis adalah panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga biomassa yang pada saat ini sedang dieksploitasi. Sumber energi yang tidak akan ada habis-habisnya ini sering disebut sumber energi alternatif.

    5. Pola sebab-akibat
    Ada pendapat bahwa sesuatu ada karena ada sebabnya. Hubungan isi kalimat satu dan kalimat lain dalam sebuah paragraf pun adakalanya menunjukkan pola sebab-akibat. Sebab dapat dijadikan gagasan utama dan akibat-akibatnya dijadikan gagasan penjelas. Akan tetapi, dapat pula kebalikannya, misalnya Kata petrolleum diturunkan dari kata petra yang berarti batu karang dan oleum yang berarti minyak. Oleh karena itu, petroleum berarti minyak dari batu-batuan

    6. Pola perbandingan dan pertentangan
    Dengan perbandingan, penulis menjelaskan dua tiga objek dengan cara menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Perbandingan dan pertentangan dapat dilakukan dengan pola utuh (A + B), dapat pula dengan pola bergantian (A/B + A/B). Dengan pola utuh objek pertama dideskripsikan secara tuntas. Selanjutnya disajikan deskripsi objek kedua, juga secara tuntas. Dengan pola bergantian, objek pertama dan kedua dideskripsikan secara bergantian, baik dengan penanda perbandingan (seperti, ibarat, bagaikan, laksana) maupun tidak.

Pertanyaan Lainnya